BATU - Korban pembunuhan Dick Antwerpen (65), staf Konsulat jenderal (Konjen) Belanda beserta istrinya Suyatmi (45), asal Surabaya, ternyata memang tidak disenangani oleh para tetangga di sekitar rumahnya.
Sikap korban yang tak disukai oleh warga sekitar itu diakui Supardi (47), seorang pekerja bangunan yang bekerja kepada Slamet, tetangga korban, yang rumahnya tepat di depan rumah tinggal korban.
Menurut cerita Supardi, sebenarnya, dirinya dan warga sekitar sudah sekitar 4 hari mencium bau busuk menyengat. “Namun, warga hanya diam dan bertanya-tanya saja. Namun, setelah bau busuk semakin parah, warga memastikan bau busuk itu datang dari dalam rumah Dick itu,”ceritanya, ditemui di rumah Slamet, Jumat (15/10/2010).
Ditanya apakah pembantunya pernah bercerita soal keadaan korban? Supardi mengaku tak pernah ketemu dan berbincang-bincang dengan pembantunya yang bernama Khotimah itu. “Pembantunya jarang juga bermain ke rumah warga mas,” ujarnya.
Yang paling tidak disukai warga katanya, korban terlihat galak, sering mengecek warga yang memasukkan tamu untuk bermalam. “Maklum mas, disini hampir semua rumah disewakan seperti Villa. Kalau dia (Dick) tahu, dengan lantang teriak 'penjual seks komersil'. Itu yang warga benci pada korban,” katanya.
Ditanya apa benar korban selain punya sepeda motor juga punya mobil? Supardi mengaku betul. Korban memang punya mobil warna silver, merek Vios. “Ia mas, dia memang punya mobil Vios warna silver. Tapi jarang dipakai. Kalau keluar pakai sepeda motor,” katanya.[ain/gir/beritajatim]
Home » Daerah » Staf Konjen Belanda dibunuh Karena Galak dan Sering Mengejek
Staf Konjen Belanda dibunuh Karena Galak dan Sering Mengejek
Jumat, 15 Oktober 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda