Home » » Putri Kadin Disperindag Bangli Tewas Dibunuh

Putri Kadin Disperindag Bangli Tewas Dibunuh

Rabu, 08 September 2010

DENPASAR - Seorang mahasiswi semester I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Bali, Dewa Ayu Agung Diah Cahyani,18, ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya, Jalan Ida Bagus Oka Gang Rencong Nomor 10 Denpasar, Selasa (7/9) sore pukul 17.30 Wita. Mahasiswi yang notabene putri dari Kepala Dinas Perindag Bangli, Dewa Gede Suparta, ini diduga tewas dirampok, dengan kondisi leher masih tertancap pisau dapur.

Korban Dewa Ayu Agung Diah Cahyani ditemukan tewas bersimbah darah dalam keadaan telanjang bulat di kamar kosnya. Pada lehernya, tertancap pisau untuk menghabisi nyawanya. Kuat dugaan mahasiswi Stikes ini tewas sebagai korban perampokan, karena motor Supra 125 dan ponsel miliknya telah raib. Perampokan disertai pembunuhan diperkirakan terjadi saat hujan mengguyur.

Kematian tragis Diah Cahyani pertama kali diketahui kemarin sore pukul 17.30 Wita, setelah salah seorang pamannya, Dewa Anom Sayuga, mendatangi tempat kosnya. Sang paman mendapat informasi dari ayah korban, Dewa Gede Suparta, bahwa HP putri keduanya dari empat bersaudara itu tidak aktif sejak Selasa pagi hingga sore. Ayah korban yang Kadis Perindag Bangli kemudian meminta Dewa Anom Sayuga mengecek putrina ke tempat kos. Ternyata, mahasiswi semester I Stikes ini ditemukan tewas mengenaskan. Sebelum ditemukan tewas bersimbah darah, beberapa rekan dan kerabat korban sempat bingung dengan keberadaanya. Apalagi, ponsel korban tak bisa dihubungi sejak Selasa pagi. Korban juga tidak ada di kampung halamannya, Banjar Griya, Bangli. Sedangkan kamar kosnya di Jalan IB Oka Gang Rencong Denpasar, sekilas seperti terkunci. Padahal, menurut penuturan beberapa teman satu kosnya, korban Diah Cahyani masih menjalani aktivitas di kamar kosnya, Senin (7/9) malam. “Saya ketemu terakhir ketemu dia (korban Diah Cahyani) Senin malam sekitar jam setengah sebelas (pukul 22.30 Wita),” tutur salah seorang rekan dekat korban, Ni Putu Indah Oktaviani, di di lokasi TKP, tadi malam.

Bahkan, menurut saksi Putu Indah Oktaviani, dirinya sempat mengantarkan korban membeli kaos kaki ke Robinson, Denpasar, Senin malami. “Dia kelihatan biasa-biasa saja, saya antar dia sampai pulang,” jelas Indah. Sesampainya di tempat kos, korban langsung masuk kamarnya yang menghadap ke barat, sementara Indah pamitan untuk pulang. “Tapi dia (korban) pesan besoknya minta diantar lagi cari buku,” beber Indah.

Mencoba untuk menepati janji mengantar cari buku, Indah pun menghubungi korban, Selasa pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Sayangnya, ponsel korban tidak bisa dihubungi. Demikian juga saat dikirimi pesan via SMS, tidak dibalasa korban. Terakhir, Indah mencoba lagi hubungi korban kemarin pagi pukul 10.0 Wita, tapi nomor ponselnya di-reject oleh yang memegang (diduga perampok). Beberapa jam kemudian, Indah bersama rekan-rekannya mencoba untuk mencari korban Diah Cahyani, namun hasilnya nihil. “Teman-teman juga pada bingung semua, karena kita telepon tidak bisa,” jelas Indah.

Sedangkan beberapa teman lainnya yang mencoba mencari ke tempat kosnya, menemukan pintu kamar korban seperti terkunci dari luar. Motor korban, Honda Supra 125 DK 4999 RI juga sudah tidak terparkir di depan kamar kos berukuran 3 meter x 4 meter ini. Tak lama berselang, paman korban yang berada di Denpasar datang untuk mengecek kamar kos Diah Cahyani, kemarin sore pukul 17.30 Wita. Saat pintu kamarnya dibuka, paman korban terkejut karena menyaksikan keponakannya tertutup selimut. Begitu selimut dibuka, korban sudah tak bernyawa dalam kondisi telanjang bulat, dengan pisau dapur warna hitam masih menancap di lehernya. Darah yang mengering berceceran di seputaran tubuh mahasiswi Stikes ini.

Kejadian ini langsung dilaporkan ke polisi. Petugas gabungan dari Polsek Denpasar Selatan dan Poltabes Denpasar pun langsung turun melakukan olah TKP. Hingga tadi malam pukul 21.50 Wita, polisi melakukan olah TKP. Sejumlah petinggi kepolisian di wilayah hokum Poltabes Denpasar juga turun ke TKP.

Petinggi kepolisian yang terjun ke TKP semalam, antara lain, Kapoltabes Denpasar Kombes Suryambodo Asmoro, Kasat Reskrim Poltabes Kompol Arief Sugiarto, Kasat Samapta Poltabes Kompol Sebudi, dan Kapolsek Denpasar Selatan AKP Leo Pasaribu. Sejumlah kerabat korban dari Bangli dan Denpasar juga berdatangan ke lokasi TKP. Ayah korban, Dewa Gede Suparta (Kadis Perindag yang mantan Kabag Humas Bangli) juga hadir bersama istri dan keluarga lainnya. Sejumlah kerabat korban terlihat shock, bahkan nyaris tumbang di lokasi saat menunggu evakuasi jenazah dari kamar kos. Sekitar pukul 22.00 Wita, jenazah mahasiswi dugaan korban perampokan ini dibawa petugas ke RS Sanglah untuk keperluan otopsi.

Hingga tadi malam, belum dipastikan, apa motif di balik pembunuhan putri Kadis Perindag Bangli ini. Namun, kuat dugaan korban tewas dirampok, karena motor dan HP-nya raib. Kepolisian harus bekerja ekstra untuk mengungkap kasus pembunuhan Diah Cahyani. Sebab, penyelidikan sedikit terhambat karena minimnya saksi dan barang bukti. Namun demikian, dari keterangan beberapa saksi, mereka mengaku mendengar suara jeritan saat hujan mengguyur, Selasa dinihari. Hanya saja, karena suara jeritan bercampur guyuran hujan, tetangga kos sekitar tidak curiga.

Sementara, seorang sumber kepolisian yang ditemui NusaBali di lokasi TKP tadi malam, menyatakan pihaknya sudah mendapatkan beberapa poin yang menunjukkan kapan korban dihabisi. “Kita duga pagi, karena saat itu ada warga sini (seputar Jalan IB Oka Gang Rencong) yang mendengar ada jeritan,” katanya.

Selain itu, berdasarkan hasil olah TKP semalam, petugas juga menemukan sebuah celana cowok berukuran 28. “Bisa jadi celana itu milik pelaku, kan bisa ditebak kalau ukuran 28 itu pelaku umurnya berapa, tinggi badannya berapa?” terang sumber tadi. Korban Diah Cahyani baru seminggu menempati kos-kosan di Jalan IB Oka Gang Rencong Denpasar tersebut. Seharusnya, Selasa kemarin korban mengikuti kuliah perdananya di Stikes, namun tidak ke kampus. “Tadi banyak yang nyari dia, kok gak masuk kuliah, padahal ini ‘kan kuliah perdana,” kata seorang teman korban yang satu angkatan.

Di mata para rekan-rekannya, korban Diah Cahyani dikenal mudah bergaul dan cepat beradaptasi. “Dia baik sekali, kalau belum mengenal memang kelihatan pendiam, tapi kalau sudah dikenal dia familiar,” urainya.

Namun, menurut kesaksian Indah Oktaviani, korban Diah Cahyani orangnya agak tertutup, apalagi menyangkut masalah pribadi. ''Setahu saya, dia (korban) tidak memiliki pacar. Waktu SMA sempat punya pacar, namun kini sudah putus,'' jelas Indah. (7 h)



Berita Terkait



0 komentar:

Tuliskan Komentar Anda

 
 

Photo Kegiatan

Demo di Kejaksaan Madiun Kota
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9
Tim Pendakian Gunung WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9 Photo 10 Photo 11 Photo 12
Launching WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6

Gallery


 

Komentar Pembaca

Kategori

Artikel (38) Daerah (310) Ekonomi (139) Gaya Hidup (69) Hukum dan Kriminal (388) Info Hukum (42) Internasional (336) Jagat Jungkir Balik (97) Kesehatan (112) Korupsi News (132) Lokal Madiun (190) News Update (617) Olah Raga (177) Otomotif (38) Pendidikan (79) Politik (171) Selebriti (332) Serba-Serbi (208) Techno (183) Tips (36)

Followers

Disclaimer

wakoranews.blogspot.com tidak mempunyai file hosting pada server ini. Semua isi hosting ada pada situs web pihak ketiga. wakoranews.blogspot.com tidak bertanggung jawab untuk seluruh materi web pihak ketiga baik berupa gambar atau teks dan tidak memiliki keterlibatan di download / upload, kami hanya posting materi yang tersedia di internet dan juga kami tidak merubah sumber yang menerbitkannya. Apabila ada yang keberatan, kami akan menghapus posting yang menjadi claim.

=================================================

PERHATIAN : Semua gambar yang diposting di www.wakoranews.co.ccc hanyalah ILUSTRASI apabila ada yang keberatan kami akan menghapusnya. Terima kasih