WASHINGTON - Sebuah tragedi kemanusiaan dialami oleh lebih dari 700 wanita dan anak-anak. Mereka diperkosa, saat Angola mengusir ribuan orang kembali ke Republik Demokratik Kongo dalam dua bulan terakhir.
Seorang wanita meninggal di rumah sakit karena luka yang diderita dalam serangan seksual.
Menurut sebuah kelompok bantuan yang bekerja di DR Kongo dan seorang pejabat penting PBB membuat seruan yang mendesak penyelidikan atas kasus perkosaan itu.
Diperkirakan 7.000 orang telah tiba di DR Kongo dalam dua bulan terakhir setelah diusir oleh Angola, yang menuduh mereka merupakan imigran ilegal, menurut hitungan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
"Kelompok-kelompok kemanusiaan melaporkan 6.621 orang di provinsi Kasai Barat dan 322 orang di daerah Tembo di provinsi Bandundu," kata pernyataan OCHA itu.
Lembaga-lembaga swadaya masyarakat pertama-tama yang memperingatkan PBB mengenai pemerkosaan pada 23 Oktober itu.
Menurut beberapa pekerja bantuan, lebih dari 600 orang di Kasai Barat mengaku mengalami tindak kekerasan seksual. Satu misi khusus telah mengunjungi wilayah itu pekan ini.
Satu misi badan kemanusiaan yang pergi ke Tembo sudah menemukan bahwa 99 wanita dan 15 pria telah menjadi korban kekerasan seksual.
"Seorang wanita meninggal di rumah sakit kaena kekerasan yang diderita itu," ujar Francesco Mazzarelli dari kelompok bantuan Italia GISP dalam satu pernyataan.
"Tuduhan pada perlakuan kejam itu perlu diselidiki sebagai masalah yang mendesak," kara Valerie Amos, wakil sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat PBB.
Pada Oktober 2009, kedua negara itu telah mengusir puluhan ribu orang. Banyak dari mereka terdampar di perbatasan tanpa makanan dan perlindungan.(kompas)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda