Home » » Tanggulangi HIV/AIDS, Gang Dolly Dipantau Dengan CCTV

Tanggulangi HIV/AIDS, Gang Dolly Dipantau Dengan CCTV

Senin, 25 Oktober 2010

SURABAYA - Pemprov Jatim mewacanakan akan memasang alat closed circuit television (CCTV) di seluruh kawasan lokalisasi Gang Dolly Surabaya. Langkah ini untuk merekam secara sembunyi-sembunyi segala aktivitas esek-esek di lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu.

CCTV ini rencananya akan dipasang di seluruh pintu masuk wisma yang ada di Dolly. Selain merekam, juga sekaligus mendata seluruh pengunjung yang masuk ke kawasan lokalisasi yang berada wilayah Putat, Kecamatan Sawahan itu.

Data hasil rekaman kamera CCTV, selanjutnya akan dianalisa. Bagi pengunjung yang terlalu sering masuk ke Dolly akan langsung diawasi untuk memastikan apakah pelanggan tersebut terinfeksi HIV/AIDS atau tidak. Ini diperlukan untuk meminimalisasi penyebaran penyakit HIV/AIDS yang di Jatim.

Wacana pemasangan CCTV itu diutarakan Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sekaligus salah seorang Ketua PBNU. "Memang ada usulan untuk pasang CCTV, intinya pemerintah akan berupaya secara bertahap menutup Dolly dan tidak langsung ditutup secara sporadis," tegasnya Gus Ipul kepada wartawan seusai paripurna DPRD Jatim, Senin (25/10/2010).

Menurut dia, rencana penempatan CCTV ini juga bagian untuk melakukan pembatasan praktek lokalisasi Dolly. "Saat ini, menutup secara total Dolly memang tidak mungkin, yang bisa dilakukan hanya pembatasan bertahap secara alamiah," katanya.

Pembatasan, lanjut dia, telah dimulai oleh Pemkot Surabaya dengan mendata dan menerapkan larangan penambahan Pekerja Seks Komersial (PSK) baru di Dolly. Dengan begitu, diharapkan praktik lokalisasi di Gang Dolly diharapkan secara berangsur akan berkurang dan bisa tutup secara alamiah.

Selain itu, pemerintah melalui Dinas Sosial juga melakukan pemberdayaan bagi para PSK dengan cara pelatihan kerja. "Setelah mereka punya keahlian, ya kita titipkan kepada bupati/walikota daerah asalnya, mereka itukan mayoritas warga luar Surabaya," ujarnya.

Dia menambahkan, pemerintah akan menutup Dolly dalam waktu 3-4 tahun mendatang. "Kita bisa meniru di Zeedijk (lokalisasi terbesar di Belanda, red), meskipun negara itu sangat sekuler toh Zeedijk sekarang tinggal separuhnya saja yang beroperasi," pungkasnya.[tok/ted/beritajatim]



Berita Terkait



0 komentar:

Tuliskan Komentar Anda

 
 

Photo Kegiatan

Demo di Kejaksaan Madiun Kota
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9
Tim Pendakian Gunung WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9 Photo 10 Photo 11 Photo 12
Launching WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6

Gallery


 

Komentar Pembaca

Kategori

Artikel (38) Daerah (310) Ekonomi (139) Gaya Hidup (69) Hukum dan Kriminal (388) Info Hukum (42) Internasional (336) Jagat Jungkir Balik (97) Kesehatan (112) Korupsi News (132) Lokal Madiun (190) News Update (617) Olah Raga (177) Otomotif (38) Pendidikan (79) Politik (171) Selebriti (332) Serba-Serbi (208) Techno (183) Tips (36)

Followers

Disclaimer

wakoranews.blogspot.com tidak mempunyai file hosting pada server ini. Semua isi hosting ada pada situs web pihak ketiga. wakoranews.blogspot.com tidak bertanggung jawab untuk seluruh materi web pihak ketiga baik berupa gambar atau teks dan tidak memiliki keterlibatan di download / upload, kami hanya posting materi yang tersedia di internet dan juga kami tidak merubah sumber yang menerbitkannya. Apabila ada yang keberatan, kami akan menghapus posting yang menjadi claim.

=================================================

PERHATIAN : Semua gambar yang diposting di www.wakoranews.co.ccc hanyalah ILUSTRASI apabila ada yang keberatan kami akan menghapusnya. Terima kasih