JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi sorotan berbagai pihak baik di media cetak maupun elektronik terkait kinerja pemerintah dalam penurunan angka kemiskinan. Menurut Presiden, banyak yang tidak paham dengan paradigma keberhasilan dalam penurunan angka kemiskinan. Dari angka yang dicapai, pemerintah, menurutnya, sudah relatif baik dalam pengentasan kemiskinan.
"Banyak yang tidak paham seolah-olah angka kemiskinan bisa turun 2-3 persen setiap tahun. Kalau belajar pengalaman negara lain, misalnya negara berkembang yang bergulat mengurangi kemiskinan, tidak mudah dan tidak bisa secara drastis mengurangi angka kemiskinan," papar Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (21/10/2010), di Istana Bogor, Jawa Barat.
Merujuk pada penelitian yang dibacanya, upaya penurunan angka kemiskinan akan dikategorikan baik jika setiap tahunnya bisa turun 0,3 persen atau lebih. Berdasarkan penelitian tersebut, kata Presiden, Indonesia sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,6 persen setiap tahun dalam 6 tahun terakhir.
"Tahun 2004 angka kemiskinan 16,9 persen, kemudian tahun 2010 tercatat 13,3 persen. Berarti ada selisih sekitar 3,6 persen dalam waktu 6 tahun. Berarti pertahun ada penurunan 0,6 persen. Sebenarnya itu masuk rasio bahwa kita bisa menurunkan kemiskinan," ujarnya.
Kategori Miskin
Sementara itu, definisi kemiskinan, menurut Presiden, juga tidak bisa digeneralisasi. Ia sendiri memaparkan, berdasarkan definisi yang dirumuskan World Bank, ada 5 kategori orang miskin. Pertama, mereka yang kurang cukup pangan untuk kehidupan sehari-hari. "Tidak cukup makan atau yang dimakan," katanya.
Kedua, mereka yang ketika sakit tidak mampu berobat. Ketiga, mereka yang tidak bisa menyekolahkan anaknya. "Keempat, tidak punya pekerjaaan tetap. Atau, kalau punya pekerjaan, penghasilannya kecil. Terakhir, tidak punya tempat atau rumah yang relatif layak," papar Presiden.
Ia mengimbau kepada menteri terkait untuk merumuskan program pengentasan kemiskinan yang bisa memberdayakan dan tidak membuat si miskin tergantung pada program pemerintah.(kompas)
Tags:
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda