NEW YORK - Raksasa perekonomian dunia, Amerika Serikat, digempur habis-habisan oleh krisis finansial. Gaung pemulihan samar-samar terdengar, di tengah melonjaknya jumlah rakyat miskin.
Di tahun kedua pascaserangan resesi buruk, jumlah warga miskin Amerika membubung ke level tertingginya dalam setengah abad ini. Laporan biro sensus itu juga menyebutkan jutaan lainnya mati-matian berjuang agar tidak menginjak garis kemiskinan.
Sekitar 44 juta warga AS atau satu dari tujuh orang, setahun belakangan ini hidup dengan pemasukan yang rendah atau US$22.000 per tahun untuk keluarga dengan empat orang. Angka yang terbanyak sejak sensus kemiskinan 51 tahun itu sekaligus membuat mereka dikategorikan miskin.
Dalam sensus yang dilakukan pada 2009 atau tahun pertama Presiden Barack Obama menjabat, kehidupan Amerika memang sedang sulit. Sejak resesi akhir 2007, negara ini memiliki empat juta warga dengan penghasilan di bawah rata-rata.
Banyak anak-anak hidup dalam kemiskinan. Data biro sensus juga menyebutkan, untuk pertama kalinya sejak 1987, banyak warga yang tidak memiliki akses layanan kesehatan. Pasalnya, mereka kehilangan asuransi pekerja karena mengalami PHK.
Lebih dari 51 juta warga AS tak memiliki asuransi kesehatan. Sedangkan jumlah rakyat yang memiliki asuransi, sebagian besar merupakan tunjangan kesehatan dari pemerintah. Hal ini membuat pejabat-pejabat di sekeliling Obama sangat khawatir.
"Jika tak dibantu pemerintah, jumlah itu tentu semakin tinggi. Sebab UU Pemulihan melalui program insentif pajak dan pemasukan ini sangat membantu keluarga pekerja. Terutama mereka yang berada di bawah garis kemiskinan," papar Obama.
Dengan pemilu parlemen untuk masa pertengahan jabatan pada November mendatang, angka ini tentunya bisa memicu kemarahan terhadap Washington. Di wilayah ibukota pemerintahan ini saja, angka kemiskinan Virginia naik yang paling tinggi, dari 8,6% ke 10,5%.
Maryland naik 9% dan DC yang memiliki pengangguran terbanyak, meski turun dari 18% ke 17%. Dampak resesi memang meluas, namun ada perbedaan antara kelompok ras yang menghuni negara ini. Keturunan Asia memiliki pemasukan kelas menengah yang tertinggi.
Sementara orang dewasa dengan usia produktif yang menjadi miskin lebih banyak lagi. Sebaliknya, jumlah orang miskin berusia 65 tahun atau lebih tua, turun. Mereka terbantu oleh dana tunjangan Sosial Security yang meningkat. Meski begitu, oposisi menyalahkan program pemerintah yang tidak berjalan.
"Kita sudah menghabiskan banyak uang untuk memerangi kemiskinan. Lebih banyak dari sebelumnya. Tetap saja, angka kemiskinan ini terus naik. Sudah jelas, ada yang salah," kara pengamat sosial di Cato Institute, Michael D Tanner.
Seiring dengan naiknya jumlah warga miskin, biro sensus juga melaporkan berkurangnya jumlah warga yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan. Artinya, mereka yang tahun sebelumnya berada sedikit di atas garis itu kemungkinan besar telah menjadi warga miskin.
Angka kemiskinan pernah menyentuh titik tinggi pada 1994. Pada awal 1960-an, angka itu sempat berada di atas 20%. Kabar baik datang dari rumah tangga kelas menengah yang pemasukannya naik 2% ke US$47.000. Secara keseluruhan, pemasukan rumah tangga AS turun 4,2% sejak awal resesi. [ast/but/inilah]
Home » Internasional » Ternyata di Amerika Juga Banyak Orang Miskin
Ternyata di Amerika Juga Banyak Orang Miskin
Sabtu, 18 September 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda