BOJONEGORO - Untuk kesekian kalinya, faktor ekonomi menjadi alasan bagi warga Kabupaten Bojonegoro untuk mengakhiri hidupnya. Hal itu yang dilakukan Srianto (28) warga Desa Kendung, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.
Ia tewas dengan gantung diri di kandang sapi, karena merasa tidak kuat membayar biaya persalinan istrinya yang melahirkan.
Informasi yang dihimpun di lapangan, Jumat (17/9/2010) menyebutkan, jika saksi pertama yang mengetahui korban tewas adalah ibunya.
Saat itu Sriani (70), ibu korban berniat untuk memberi makan sapi peliharaannya di kandang belakang rumahnya. Tiba-tiba, ia dikagetkan dengan anaknya yang sudah tergantung di blandar kandang.
Melihat kondisi tersebut, ia berteriak dan meminta tolong tetangganya. Sebab, saat itu kondisi Srianto masih kejang-kejang dan belum tewas.
Tetapi, saat diturunkan oleh warga, kondisi korban memburuk dan 10 menit setelahnya meninggal. Sehingga, korban belum sempat dilarikan ke rumah sakit.
Melihat korban meninggal, beberapa warga langsung melapor ke Polsek Kedungadem untuk segera diselidiki. Dan dari hasil pemeriksaan sementara ini, petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya.
Selain memeriksa sekujur tubuh korban dan mengamankan barang bukti (BB) tali plastik warna biru untuk diperiksa lebih lanjut.
Dugaan sementara, petugas menyimpulkan jika korban murni bunuh diri karena terhimpit ekonomi. Salah satunya adalah faktor tidak bisanya korban membiayai persalinan istrinya yang melahirkan secara prematur.
"Sejauh ini memang seperti itu informasinya dari berbagai saksi di lapangan," kata Kasubbag Humas Polres Bojonegoro, AKP MT Ariadi.
Dikatakan, pihaknya masih memintai keterangan sejumlah saksi mata di lapangan, untuk mendalami dugaan lain korban bunuh diri. [beritajatim.com/bar]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda