MAGETAN - Beberapa petani di daerah Desa Trosono, Kecamatan Parang, Magetan, yang menanam tanaman jarak pagar mengeluh. Pasalnya, hingga kini mereka tidak tahu bagaimana memasarkan biji jarak yang sudah mereka panen.
Salah satunya adalah Samad, warga RT 7 RW 3 desa Trosono. Sejak tahun 2008 lalu, ia menamam jarak pagar setelah mendapat bantuan dana pengarahan dari Pemkab Magetan. Hingga kini, sudah dua zak lebih biji jarak miliknya yang sudah dibuang kulitnya. Masalahnya, ia bingung ke mana harus memasarkan biji jarak itu.
"Saya nggak tahu, Mas. Ke mana harus saya jual, saya kira mas yang mau beli," kata Samad yang ditemui di rumahnya, saat membuang kulit biji jarak pagar yang sudah dipanennya, Minggu (19/9/2010).
Tahun 2008 lalu, tambahnya, ia sangat percaya bahwa menanam jarak pagar bisa menghasilkan uang buat tambahan kebutuhan keluarganya. "Kan saat itu memang diperintah pemerintah, ya kita tanam, tapi kenyataannya seperti ini," terangnya.
Tidak hanya Samad, petani yang lain, Sardi, warga RT 6 desa setempat juga mengalami hal yang sama. Bahkan jarak pagar yang ditanam di ladangnya itu sudah tidak ia urus. "Nggak ada gunanya juga, Mas, buat apa," jelasnya.
Dijelaskan, selama ada himbauan pemerintah untuk menanam jarak pagar, petani belum pernah merasakan menjual biji jarak pagar tersebut. "Selain itu, perlu ada pembinaan lebih lanjut dari pemerintah, karena mulai dulu nggak pernah ada," paparnya.[air/rmz/beritajatim]
Home » Lokal Madiun » Petani Jarak di Magetan Sulit Pasarkan Hasil Panen
Petani Jarak di Magetan Sulit Pasarkan Hasil Panen
Minggu, 19 September 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda