JAKARTA - Kolonel Udara Adjie Supardji tampaknya sudah sadar dan siap menerima semua konsekuensi atas keputusannya mengkritik Presiden SBY secara terbuka.
TNI harus mengapresiasi positif atas tulisan Kolonel Adjie Suradji hari ini.Sikap Kolonel Adjie adalah sikap dari seorang Bhayangkara Negara sejati dan Sapta Margais sejati.
"Meskipun Kolonel Adjie sangat sadar bakal kehilangan jabatan dan embel-embel TNI AU yang melekat pada dirinya. Namun untuk kemajuan bangsa dan rakyat negeri ini, jangankan hanya kehilangan jabatan sebagai prajurit TNI AU, mengorbankan nyawa sekalipun tentu saja Kolonel Adjie sangat siap siap siap dan siap," ujar anggota Petisi 28 Haris Rusly seperti dikutip dari inilah.com Senin (6/9).
Menurutnya, apa yang dilakukan Kolonel Adjie adalah wujud kesetiaannya kepada bangsa dan negara, bukan sikap pembangkangan.
"Tampak sangat jelas, melekat kewajiban bela negara pada setiap parajurit TNI seperti Kolonel Adjie, dangan meluruskan jalannya kepemimpinan negara dan arah perjalanan bangsa yang menyimpang," jelas Haris.
Dalam tulisannya, secara gamblang Adjie membandingkan kepemimpinan SBY dengan presiden-presiden RI sebelumnya. Dalam tulisannya, ia menyebutkan keberhasilan-keberhasilan presiden Indonesia. Ia menyayangkan kepemimpinan SBY yang tidak mampu mengubah hal buruk dari presiden RI terdahulu, yakni memberantas korupsi.
"Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu 'Bersama Kita Bisa' (2004) dan 'Lanjutkan' (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional," kritiknya.
Dalam tulisan berjudul 'Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan' itu, Adjie juga meragukan keberanian SBY. "Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri. Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya," tulis dia. [mah/inilah]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda