Home » » Bingung Hadapi Lebaran, Guru SD Pilih Gantung Diri

Bingung Hadapi Lebaran, Guru SD Pilih Gantung Diri

Minggu, 05 September 2010

BOJONEGORO - Apa yang dilakukan Sudarti (44), guru PNS di SDN Kecamatan Kedewan, Bojonegoro Minggu (5/9/2010) benar-benar nekat.

Ia memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamarnya. Diduga ia stres dengan kebutuhan ekonomi yang besar menjelang Lebaran ini.

Kejadian itu pertama kali diketahui oleh Sumarlan, suaminya sendiri. Saat itu Minggu pagi, Sumarlan hendak makan sahur. Biasanya istrinya Sudarti telah menyiapkan makan dan sahur bersama di rumah mereka Desa/Kecamatan Kedewan. Tapi, setelah ditunggu sampai jam 03.00 WIB, korban masih berada di kamar.

Sumarlan yang curiga langsung mencoba membuka pintu dari luar. Ia terkejut lantaran pintu dikunci dari luar, tidak seperti biasanya. Setelah didobrak, saksi semakin terkejut lantaran melihat istrinya tergantung kaku di blandar rumahnya.

Korban gantung diri menggunakan selendang warna kuning. Sementara di bawahnya kursi terguling.

Saksi langsung teriak minta tolong, dan warga sekitar langsung berdatangan. Khawatir terjadi apa-apa, warga langsung melaporkan kejadian itu ke polsek setempat. Beberapa personel polisi langsung datang dan melakukan penyelidikan.

“Hasilnya ia memang bunuh diri,” kata Kapolsek Kedewan Iptu Syamsuri. Dijelaskan, jika beberapa hari terakhir ini, menurut pengakuan saksi-saksi, korban terlihat murung. Kemungkinan ia memikirkan kebutuhan ekonomi yang terus melambung menjelang Lebaran.

Apalagi, ia memiliki 3 orang anak dan dua anak asuh. Meski suaminya ternyata juga seorang perangkat desa setempat. “Mungkin karena persoalan ekonomi. Karena korban juga punya orang tua yang sakit menahun dan perlu obat,” tambah kapolsek.

Sehari sebelumnya, di Bojonegoro juga ada warganya yang bunuh diri, yakni di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander. Islamet (40) tewas menggantung di sebuah pohon mangga dekat rumahnya.

Diduga ia juga stres lantaran terbelit kebutuhan ekonomi menjelang Lebaran. Selain itu, ia juga merasa bersalah karena tak bisa membiayai hajatan pernikahan anaknya.

"Belakangan ini kejadian gantung diri makin marak dan kami tengah menggiatkan lagi sosialisasi di masyarakat," kata Kasubbag Humas Polres Bojonegoro, AKP MT Ariadi.

Diterangkan, jika data guru yang tewas menggantung tersebut baru diterima pihaknya siang tadi, karena jarak cukup jauh dari Kota Bojonegoro. [air/dul/beritajatim]



Berita Terkait



0 komentar:

Tuliskan Komentar Anda

 
 

Photo Kegiatan

Demo di Kejaksaan Madiun Kota
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9
Tim Pendakian Gunung WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9 Photo 10 Photo 11 Photo 12
Launching WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6

Gallery


 

Komentar Pembaca

Kategori

Artikel (38) Daerah (310) Ekonomi (139) Gaya Hidup (69) Hukum dan Kriminal (388) Info Hukum (42) Internasional (336) Jagat Jungkir Balik (97) Kesehatan (112) Korupsi News (132) Lokal Madiun (190) News Update (617) Olah Raga (177) Otomotif (38) Pendidikan (79) Politik (171) Selebriti (332) Serba-Serbi (208) Techno (183) Tips (36)

Followers

Disclaimer

wakoranews.blogspot.com tidak mempunyai file hosting pada server ini. Semua isi hosting ada pada situs web pihak ketiga. wakoranews.blogspot.com tidak bertanggung jawab untuk seluruh materi web pihak ketiga baik berupa gambar atau teks dan tidak memiliki keterlibatan di download / upload, kami hanya posting materi yang tersedia di internet dan juga kami tidak merubah sumber yang menerbitkannya. Apabila ada yang keberatan, kami akan menghapus posting yang menjadi claim.

=================================================

PERHATIAN : Semua gambar yang diposting di www.wakoranews.co.ccc hanyalah ILUSTRASI apabila ada yang keberatan kami akan menghapusnya. Terima kasih