JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menilai masalah ketidakakuratan arah kiblat yang terjadi pada banyak masjid, bukanlah masalah pergeseran lempeng bumi.
Pakar Astronomi LAPAN Prof Dr Thomas Djamaluddin mengatakan melencengnya arah kiblat di Indonesia dikarenakan ketidakakuratan pengukuran pada awal pembangunannya.
"Kesalahan satu derajat di Indonesia yang berjarak sekitar 8.000 km dari Mekkah, bisa menyebabkan penyimpangan besar, sekitar 140 km pada jarak tersebut," terangnya, Jumat (16/7) di Jakarta.
Hal serupa bisa dibalikkan, ujarnya. Kalau di Indonesia ada saf sangat panjang sepanjang 140 km yakni sekitar jarak Jakarta-Bandung, maka untuk menghadap ke titik Kabah arahnya akan sama dengan deretan orang memanjang ke belakang sampai jarak 40 meter dari Kabah, dengan sudut hanya sekitar 1 derajat.
"Tapi setiap orang kini dapat memeriksa arah kiblat bangunan masjid dengan sangat mudah karena cukup membuka internet yang memuat citra satelit, dengan panduan arah kiblat berbasis internet Google Earth/ Qiblalocator, ditambah lagi dengan perkembangan program aplikasi penghitung arah kiblat," katanya. [antara/bar/inilah.com]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda