JAKARTA - Australia, Indonesia dan Global Fund, Kamis (15/7/2010) menyepakati dukungan terhadap program tuberkulosis di seluruh Indonesia. Kesepakatan Debt2Health diumumkan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia dan Menteri Luar Negeri Indonesia di Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Dengan kesepakatan Debt2Health, Australia akan membatalkan utang Indonesia sebesar 75 juta dollar Australia. Sebagai gantinya, Indonesia akan menginvestasikan separuh dari angka tersebut ke dalam program-program nasional untuk memerangi tuberkulosis melalui Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria.
Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Stephen Smith, mengatakan, ini memenuhi komitmen yang dibuat Australia tahun 2007 dan semakin menunjukkan komitmen Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan pembangunan.
Indonesia memiliki tingkat penderita tertinggi ke-3 di dunia, dengan lebih dari 90.000 penduduk Indonesia meninggal akibat penyakit tersebut tiap tahunnya. Meski tuberkulosis dapat dicegah dan disembuhkan, penyakit itu makin meningkat kasusnya di Indonesia dan di banyak negara berkembang lainnya.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa, menyambut baik program pengalihan ini sebagai tanda hubungan yang baik dan erat di antara kedua negara.
"Inisiatif Debt2Health ini, yang kami dukung sejak awal, memungkinkan kami mengubah utang kami menjadi program kesehatan masyarakat," kata Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal untuk Pengelolaan Utang di Kementerian Keuangan Indonesia.
Profesor Michel Kazatchkine, Direktur Eksekutif Global Fund, juga menyambut kesepakatan tersebut. Debt2Health lebih dari sekadar pembiayaan pembangunan biasa. "Untuk menjangkau dan mempertahankan pendanaan untuk memerangi wabah yang paling mematikan saat ini, kita harus memanfaatkan instrumen-instrumen finansial yang inovatif seperti Debt2Health Initiative," kata dia.
(kompas.com)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda