Home » » Tawaran Jadi Gigolo Sampai Kawin Kontrak

Tawaran Jadi Gigolo Sampai Kawin Kontrak

Selasa, 27 April 2010

Bali - Badan tinggi, kekar, dan berkulit hitam merupakan salah satu modal para gigolo di Bali. Tidak heran pria berciri seperti ini banyak dicari di Pulau Dewata, meski yang bersangkutan tak berniat menjual diri.

Jony Combor (32) -- bukan nama sebenarnya -- kepada VIVAnews, mengaku sempat mengenal dunia hiburan Bali bertahun silam. Temannya banyak yang berprofesi sebagai gigolo. Ia pun sempat ditawari menjadi penjaja seks untuk memuaskan para wisatawan asing.

Tidak hanya itu, Jony juga pernah diajak kawin kontrak oleh seorang wanita Jepang. Pria berbadan tinggi besar, tegap, namun sedikit buncit ini menceritakan kejadian yang dialaminya tahun 1996 lalu.

Saat itu Jony yang fasih berbahasa Jepang mengenal turis asal negeri matahari terbit itu yang sedang liburan ke Bali. Namanya Kazuyo. Mereka pun berteman selama berbulan-bulan.

“Tapi saat sudah masuk bulan keempat, saya diajak kawin kontrak sama cewek Jepang ini. Saya tidak tahu mereka mencari apa, sepertinya hanya kepuasan," tutur Jony.

Menjadi kebiasaan sejumlah turis wanita bisa tinggal lebih lama di Bali dengan cara menikahi pria warga Indonesia. Tawaran itu ditolak Jony.

Selain diajak kawin kontrak, Jony juga mengaku pernah mendapat tawaran menjadi seorang gigolo di Kuta. Sebut saja Mat Beno (39), temannya yang asal Jember. Mat Beno sendiri sudah menggeluti profesi gigolo yang beroperasi di Pantai Kuta. Tawaran itu ditolak Jony.

“Pekerjaannya (Mat Beno) bukan murni gigolo, jadi dia itu jualan minuman botol di pantai, tapi disamping itu dia juga nyambi gituan. Saya ditawarin jadi gigiolo. Kalau saya mau, nanti dia akan bagi tamunya untuk saya,” ujar Jony.

Dari cerita Jony, Mat beno diketahui sudah beristri dan memiliki dua anak yang tinggal di Jember. Namun keluarganya hanya tahu dia bekerja sebagai pedagang minuman saja di Kuta. Kebanyakan para gigolo, lanjut Jony, memilih pekerjaan itu karena faktor ekonomi.

“Rata-rata mereka ini lebih ke faktor ekonomi, jika faktor kepuasan itu nomor kesekian,” katanya. Para gigolo ini bisa kewalahan menghadapi pelanggan jika sedang musim panas. "Tamunya biasanya banyak," kata dia.

Tarif gigolo Kuta ini cukup menggiurkan antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per hari. Di Bali sendiri moto pariwisatanya kini sudah diplesetkan para 'anak pantai' ini, dari 3-S (sun, sand and sea) menjadi 4-S (sun, sand, sea and sex). Tanpa poin keempat itu, liburan ke Bali dianggap belum lengkap. (jon/
VIVAnews)



Berita Terkait



0 komentar:

Tuliskan Komentar Anda

 
 

Photo Kegiatan

Demo di Kejaksaan Madiun Kota
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9
Tim Pendakian Gunung WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9 Photo 10 Photo 11 Photo 12
Launching WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6

Gallery


 

Komentar Pembaca

Kategori

Artikel (38) Daerah (310) Ekonomi (139) Gaya Hidup (69) Hukum dan Kriminal (388) Info Hukum (42) Internasional (336) Jagat Jungkir Balik (97) Kesehatan (112) Korupsi News (132) Lokal Madiun (190) News Update (617) Olah Raga (177) Otomotif (38) Pendidikan (79) Politik (171) Selebriti (332) Serba-Serbi (208) Techno (183) Tips (36)

Followers

Disclaimer

wakoranews.blogspot.com tidak mempunyai file hosting pada server ini. Semua isi hosting ada pada situs web pihak ketiga. wakoranews.blogspot.com tidak bertanggung jawab untuk seluruh materi web pihak ketiga baik berupa gambar atau teks dan tidak memiliki keterlibatan di download / upload, kami hanya posting materi yang tersedia di internet dan juga kami tidak merubah sumber yang menerbitkannya. Apabila ada yang keberatan, kami akan menghapus posting yang menjadi claim.

=================================================

PERHATIAN : Semua gambar yang diposting di www.wakoranews.co.ccc hanyalah ILUSTRASI apabila ada yang keberatan kami akan menghapusnya. Terima kasih