JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) hari Senin (8/11) memanggil sejumlah pemimpin media massa terkait liputan televisi tentang letusan Gunung Merapi.
Perkembangan ini terjadi setelah lembaga pemantau siaran radio dan televisi tersebut menyatakan telah mendapat pengaduan masyarakat terkait liputan tersebut, yang dianggap justru menimbulkan trauma bagi para korban akibat informasi tayangan tidak akurat.
Sebagian kritik terhadap tayangan televisi mengenai letusan Merapi disampaikan puluhan warga Yogyakarta, Senin pagi, dengan menggelar demonstrasi ke kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DIY.
Hendro Plered yang mewakili rombongan demosntran Kesatuan Warga Yogyakarta, mengatakan tayangan televisi tentang letusan Merapi justru menimbulkan kepanikan warga pengungsi.
Salah satu stasiun TV swasta misalnya, menyebut awan panas Merapi menyembur hingga radius 20 km.
Belakangan ternyata yang dimaksud adalah hujan abu Merapi, bukan awan panas yang mematikan, kata Hendro.
''tvOne itu ketika live report di Kaliurang dikabarkan bahwa awan panas akan meluncur diperkirakan 20 km, dan malam itu terjadi chaos yang luar biasa,'' tutur Hendro.
Masih menurut Hendro, banyak massa kemudian berebut mengungsi ke kota Yogyakarta dan arus massa kemudian menimbulkan kemacetan lalulintas, dan bahkan beberapa orang mengalami kecelakaan di jalan.
Jaringan Relawan Yogyakarta juga melayangkan protes setelah isi pemberitaan yang sama ramai dibicarakan di internet.
Wakil Pimred bidang News & Sport tvOne, Nurjaman Mochtar membantah ada kesalahan dalam pemberitaannya.
Menurut Nurjaman berita soal awan panas itu sudah dikonfirmasikan kepada pejabat vulkanologi yang menangani Merapi.
''Informasi-informasi yang kami peroleh dari lapangan mestinya sudah ada ahlinya yang berbicara. Jadi, secara jurnalistik tidak masalah,'' ujar Nurjaman.
Selain terhadap tvOne, protes juga dilayangkan terhadap tayangan semi-gosip SILET. Dalam salah satu episodenya, SILET mengangkat ramalan bahwa bencana besar akan terjadi di Yogya.
Belakangan redaksi SILET menyatakan mohon maaf atas pemberitaan edisi 7 November 2010 itu.
Ketua KPI Dadang Rahmat mengatakan, akibat pemberitaan semacam ini masyarakat mengeluhkan siaran terkait kondisi Gunung Merapi justru membuat masyarakat panik akibat informasi yang tidak tepat dan layak.
''KPI juga mengingatkan supaya peliputan, atau penampilan baik audio, visual, narasi, tidak berlebihan,'' kata Dadang.
Menurut Dadang, lembaga telah menerima keluhan berkaitan dengan peliputan bencana-bencana sebelumnya, termasuk gambar-gambar yang ditayangkan berulang-ulang tanpa keterangan waktu terjadinya peristiwa dalam gambar.
KPI belum menyebut sanksi apapun terhadap para pengelola ruang berita di televisi, namun meminta agar dalam situasi bencana media menyajikan tayangan dengan dasar informasi akurat dari lembaga terpercaya, seperti Badan Vukanologi dan Mitigasi Bencana.(bbc)
Home » News Update » KPI Panggil Sejumlah Pimpinan Redaksi TV Terkait Liputan Merapi
KPI Panggil Sejumlah Pimpinan Redaksi TV Terkait Liputan Merapi
Senin, 08 November 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda