JAKARTA - Sikap lunak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap arogansi Malaysia akan merugikan citra SBY di mata rakyat.
Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi mengatakan Presiden SBY harus tegas dalam menyelesaikan pelanggaran batas kewilayahan yang sering dilakukan oleh Malaysia.
"Sepertinya memang pada titik tertentu SBY kurang tegas menghadapi provokasi yang dilakukan oleh Malaysia. Seperti dalam kasus penangkapan 3 orang petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), meski lokasinya masih diperdebatkan namun Presiden harus tegas dan tidak lembek," ujar Burhanudin, Selasa (24/8).
Dirinya mengatakan karena hal ini menyangkut kepentingan nasionalisme. Burhanudin mengatakan sebelumnya Presiden SBY pernah terlihat tegas dalam menyikapi pelanggaran batas wilayah oleh Malaysia.
"Kita ingat bagaimana rakyat memberikan dukungan kepada beliau saat 2005 bersikap tegas dalam kasus Blok Ambalat, nah seharusnya sekarang ini digunakan sebagai momentum bagi SBY untuk bisa mendapatkan popularitas di Masyarakat."
Meski dirinya mengatakan setuju dengan mencari upaya damai terlebih dahulu, namun tetap ketegasan harus ditunjukan oleh Presiden. "Sebab ini bukan sekali dua kali Malaysia melakukan hal itu, kita sepakat upaya diplomasi dimajukan, namun tetap ketegasan itu perlu," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, Presiden SBY enggan menggunakan konfrontasi militer untuk menyelesaikan sengketa kedaulatan dengan Malaysia. "Kalau ada masalah mari kita carikan solusinya secara damai, masih banyak resources, political resources mengatasi masalah secara damai. Jangan kita memiliki budaya yang sedikit-sedikit putuskan hubungan diplomatik, serang, dan seterusnya,” ujar SBY dalam rapat kabinet di kantor presiden, Jakarta, Senin (23/8). [mah/inilah]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda