MEDAN- Hingga Kamis (2/9/2010) ini polisi belum memberikan keterangan terbaru mengenai perampok Bank CIMB Niaga Medan.
Berikut ini, saksi mata dalam jarak dekat memberikan testimoninya kepada tabloidnova (grup tribunnews.com) dengan nama samaran Dodi (33) yang mengetahui dari awal hingga akhir proses perampokan menghebohkan Rabu (18/8) itu.
Dodi sengaja "menonton" untuk "merekam" di benaknya dari semua kejadian yang ia saksikan dengan mata kepala sendiri dari jarak dekat. Bahkan dia juga sempat bertanya kepada seorang perampok yang memegang senjata itu.
Dia mengira sedang terjadi rekonstruksi atau olah TKP kepada perampok yang dikira "polisi". Setelah bertanya kepada perampok itu, Dodi justru ditodong yang kemudian "kabur" untuk kemudian mengintip lagi.
Pria ini masih terus penasaran begitu melihat kawanan perampok selesai melaksanakan "tugas"nya dengan membawa karung berisi uang. Si pembawa karung duit itu membonceng temannya dengan menaruh di tengah-tengah. Sepanjang perjalanan posisi sepeda motor pembawa duit itu berada di tengah.
Aku masih ingat betul, semua komando diberikan hanya dengan kode-kode, tanpa ada satu patah pun terlontar atau terdengar dari mulut mereka. Postur tubuh mereka rata-rata biasa saja tapi sepertinya mereka sudah terbiasa memegang dan menggunakan senjata.
Sejurus kemudian, tanpa terlihat ada komando, sepeda motor mereka berjalan beriringan dengan tenang. Aku pun bersiap menguntit mereka.
Kupikir, bila mereka berniat menembakku, kan, sudah ditembak dari awal. Oleh karena itu aku tak gentar membuntuti mereka. Sengaja kupilih jalan alternatif agar mereka tak tahu dibuntuti. Aku kembali melihat rombongan mereka di rel kereta api. Mereka kabur ke arah jalan tol.
Aku terus membuntuti mereka. Aku malah sempat berpikir jahil, jangan-jangan mereka akan menjatuhkan uang untukku. Artinya, aku bakal dapat rezeki nomplok, kan? Ha...ha...ha...
Sayangnya, para perampok itu tahu aku menguntit. Sebab, tanpa sepengetahuanku, salah satu dari mereka tiba-tiba posisinya berada di belakangku. Anehnya, perampok itu tidak mengusikku.
Begitulah, setibanya di persimpangan jalan, tepatnya di samping jalan tol, mereka berbelok ke "jalan tikus" lalu tancap gas. Aku pun kehilangan jejak. Apa boleh buat, aku pun kembali ke lokasi perampokan.
Di lokasi kejadian, kulihat sudah ada polisi. Aku langsung menemui seorang polisi berpangkat Peltu yang sedang memegang alat komunikasi handi talky (HT). Kusampaikan informasi yang kumiliki bahwa aku baru saja membuntuti perampok tetapi kehilangan jejak di samping jalan tol. Sayang, polisi itu tak memperhatikan informasiku.
Merasa tak berguna bagi mereka, aku pun memilih pergi meninggalkan lokasi dan kembali bekerja seperti biasa. Semoga paparanku di media kali ini ada manfaatnya. (*/tribun)
Home » Serba-Serbi » Kisah Nyata Pengintip Perampokan Bank CIMB Medan
Kisah Nyata Pengintip Perampokan Bank CIMB Medan
Kamis, 02 September 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda