WASHINGTON - Pemerintah AS menahan 10 orang yang dicurigai bergerak sebagai mata-mata untuk Rusia. Siapa mereka dan apa tujuannya?
Anggota agensi intelijen Rusia (SVR) ini diduga telah beroperasi di AS selama bertahun-tahun. Menurut dokumen pengadilan yang dirilis oleh Biro Penyelidik Federal (FBI), Senin (28/6) kemarin, 10 orang ini memiliki tujuan yang jelas.
“Misi mereka adalah memasuki lingkaran pembuat kebijakan di pemerintah AS,” demikian dokumen itu, seperti dilansir Washington Post. Aktivitas mereka terbongkar karena FBI berhasil mencegat pesan dari markas SVR di Moskow, Rusia kepada dua tersangka di AS.
Para tersangka mempelajari segala sesuatu mengenai Amerika dan membuat diri mereka menyatu sehingga bisa mengumpulkan informasi. Pada akhirnya, para tersangka bisa merekrut para sumber yang bertujuan untuk menembus lingkaran pembuat kebijakan AS.
Mereka tidak ditugaskan untuk memperoleh informasi rahasia. Kementerian Hukum menyatakan, tersangka kemungkinan ditugaskan mempelajari beberapa topik penting.
Seperti senjata nuklir, lokasi persenjataan AS, kebijakan mengenai Iran, rumor di Gedung Putih, kepemimpinan Badan Intelijen AS (CIA), Pilpres, hingga kongres dan partai politik. “Intelijen Amerika, terutama yang berhubungan dengan kebijakan luar negeri AS, menjadi salah satu prioritas kelompok ini,” papar FBI.
Setelah penyelidikan selama beberapa tahun menggunakan alat pengawasan serta komunikasi rahasia, termasuk menyembunyikan penyadap di beberapa rumah tersangka, kementerian akhirnya mengumpulkan cukup bukti untuk menangkap para tersangka.
Tak ada petunjuk dalam dokumen pengadilan mengenai seberapa sukses kerja para agen Rusia itu. Mereka hanya diduga telah melakukan tugasnya dalam hitungan tahun, memata-matai dengan penyamaran total dan beberapa hidup sebagai pasangan. “Mereka berkomunikasi dengan transmisi mobile nirkabel menggunakan laptop,” lanjut FBI.
Agen yang menyamar hidup sebagai warga sipil, tanpa terhubung secara terang-terangan kepada pemerintah yang mereka awasi. Mereka tidak bekerja di kedutaan atau misi-misi militer. Sepuluh tersangka akan dikenakan UU konspirasi, dengan hukuman penjara maksimal lima tahun.
Sembilan di antaranya, diduga terlibat konspirasi pencucian uang yang jika terbukti hukuman maksimalnya 20 tahun penjara. Tersangka ke-11 diduga terlibat dalam pencucian uang ini, meski ia tak dituding sebagai mata-mata. Semua pihak ini diduga mulai bekerja sejak 2000.
Pada 2009, dua tersangka, Richard dan Cynthia Murphy, diminta Moskow untuk menyediakan informasi mengenai perjanjian pengurangan senjata (START), perang Afghanistan dan dugaan program senjata nuklir Iran. Hal itu dilakukan sebelum Obama mengunjungi Rusia.
Mereka juga diminta mengirimkan informasi mengenai pejabat AS yang berpergian bersama Obama, terutama yang terlibat dalam kebijakan luar negerinya. Mempelajari cara pandang, argumen dan saran, hingga rayuan yang akan digunakan kepada Rusia.
Salah satu tersangka diketahui bekerja dengan pendana yang berbasis di New York dan aktif dalam dunia politik. Dokumen pengadilan juga menyebutkan mengenai pembicaraan dengan pria tak dikenal mengenai rencana strategis yang berhubungan dengan pengembangan senjata nuklir di fasilitas riset AS.
Penangkapan ini terjadi setelah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev sepakat untuk memulai kembali hubungan AS-Rusia yang sempat menegang. Keduanya juga sempat bertemu di forum G20 akhir pekan lalu di Kanada. [mdr/inilah.com]
Home » Internasional » Spionase Rusia di Amerika Terbongkar
Spionase Rusia di Amerika Terbongkar
Rabu, 30 Juni 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda