Home » » Guru TK Dibantai Dengan Sadis

Guru TK Dibantai Dengan Sadis

Senin, 31 Mei 2010

Kediri – Eni Astutik (26), guru Taman Kanak-kanak (TK) asal Desa Jajar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri dihabisi oleh Sodikin (28), calon suaminya, warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang dengan sadis. Leher ibu satu anak itu dijerat hingga sekarat dan ditusuk dengan belati sebanyak dua kali.

Aksi pembunuhan sadis yang dilakukan Sodikin, yang dibantu oleh dua orang temannya, Heri (26) dan Dimas Dedi Wahyudi (27), warga Desa Banaran, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri itu diketahui dari hasil rekonstruksi yang digelar di Hutan Lindung Manggis, Kecamatan Puncu, yang juga Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh Satuan Rekrim Polres Kediri.

Reka ulang pembunuhan Eni dengan tersangka Dimas tersebut mendapat kawalan ketat polisi. Pelaku memeragakan sebanyak 16 adegan mulai dari perencanaan, hingga meninggalkan korbannya di dalam karung. Tersangka juga memeragakan dengan jelas saat mereka (dua pelaku, red) menjerat korban dengan tali dalam posisi pundak diinjak dengan kaki.

Setelah korban tak berdaya, mereka menusukkan dua pisau ke arah perut korban. “Darah ini sampai muncrat di kaos saya,” ujar Dimas memberi keterangan kepada petugas, Senin (31/5)

Imbuh Dimas, temannya, Sodikin nekat membunuh korban karena merasa kecewa. Sodikin sakit hati setelah mengetahui korban telah bersuami, dan mempunyai anak. Padahal, keluarga Sodikin juga telah menyebarkan undangan hari pernikahan mereka.

"Sodikin merasa telah dipermalukan. Bisa dibayangkan, semua persiapan pernikahan sudah selesai. Keluarganya juga sangat malu,” cerita Dimas

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jenazah Eni ditemukan tewas dalam bungkusan karung. Mayat perempuan berjaket dengan penutup kepala ini ditemukan pada awal April. Saat ditemukan, posisi kepala yang sudah jadi tengkorak terlepas. Pada tangan kanan menempel gelang keramik putih.

Identitas mayat baru diketahui, setelah suami dan anaknya membaca sebuah Koran. Setelah identitasnya terkuak, polisipun segera melakukan penyelidikan. Beberapa hari selanjutnya, polisi mendapatkan informasi jika pelaku pembunuhan adalah Sodikin dkk. Kemudian, polisi meringkus Dimas sebulan setelah penemuan mayat.

Namun, dua pelaku yang lain, yakni calon suaminya. Sodikin, dan teman sekampungnya, Heri, masih DPO. Meski dua pelaku utama masih DPO, namun Polres Kediri kemarin sudah langsung menggelar reka ulang. Keduanya kabur ke Sulawesi.

“Semua alat bukti dan barang bukti sudah kita temukan. Semua sudah kuat untuk dilimpahkan ke pengadilan, meski satu pelaku,” kata Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Aria Wibawa. [beritajatim.com/bar/inilah.com]



Berita Terkait



0 komentar:

Tuliskan Komentar Anda

 
 

Photo Kegiatan

Demo di Kejaksaan Madiun Kota
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9
Tim Pendakian Gunung WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9 Photo 10 Photo 11 Photo 12
Launching WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6

Gallery


 

Komentar Pembaca

Kategori

Artikel (38) Daerah (310) Ekonomi (139) Gaya Hidup (69) Hukum dan Kriminal (388) Info Hukum (42) Internasional (336) Jagat Jungkir Balik (97) Kesehatan (112) Korupsi News (132) Lokal Madiun (190) News Update (617) Olah Raga (177) Otomotif (38) Pendidikan (79) Politik (171) Selebriti (332) Serba-Serbi (208) Techno (183) Tips (36)

Followers

Disclaimer

wakoranews.blogspot.com tidak mempunyai file hosting pada server ini. Semua isi hosting ada pada situs web pihak ketiga. wakoranews.blogspot.com tidak bertanggung jawab untuk seluruh materi web pihak ketiga baik berupa gambar atau teks dan tidak memiliki keterlibatan di download / upload, kami hanya posting materi yang tersedia di internet dan juga kami tidak merubah sumber yang menerbitkannya. Apabila ada yang keberatan, kami akan menghapus posting yang menjadi claim.

=================================================

PERHATIAN : Semua gambar yang diposting di www.wakoranews.co.ccc hanyalah ILUSTRASI apabila ada yang keberatan kami akan menghapusnya. Terima kasih