YOGYAKARTA - Masyarakat DI Yogyakarta dihimbau untuk beralih ke produk pengganti cabai. Hal itu dilakukan untuk mengurangi permintaan cabai, sehingga harga secara pelahan akan kembali ke posisi normal. Sayangnya, masyarakat sulit beralih ke produk pengganti.
"Masyarakat bisa mengganti cabai dengan saos atau produk olahan dari cabai yang harganya lebih murah. Toh kalau di rumah makan, biasanya kita juga disuguhi dengan saos, bukan sambal," kata Kepala Dinas Pertanian DIY Nanang Suwandi, Selasa (4/1/2011).
Selain produk olahan cabai, masyarakat juga bisa beralih ke aneka rempah-rempah yang memiliki rasa pedas. Misalnya saja merica. "Ibu rumah tangga bisa memakainya untuk bumbu masakan jika menginginkan rasa pedas. Dengan begitu permintaan cabai akan menurun. Sesuai dengan hukum ekonomi, harga cabai pun akan ikut turun," katanya.
Menurutnya, kenaikan harga cabai di DIY disebabkan kegagalan panen di sekitar Merapi. Sebenarnya, hasil panen di daerah Kulon Progo tergolong bagus, namun para pedagang membawanya ke luar daerah. Mereka tergiur dengan tawaran harga yang lebih tinggi. Akibatnya pasokan cabai di tingkat lokal tidak mencukupi. Petani di Kulon Progo menanam cabai di lahan pasir, sehingga lebih tahan meski curah hujan sangat tinggi.
"Bayangkan di luar daerah harga cabai lebih dari Rp 100.000 per kg, sementara di DIY paling tinggi hanya Rp 75.000. Kondisi itu jelas menjadi peluang bagi petani cabai untuk melem par hasil panennya ke luar daerah," paparnya.
Buruknya pasokan makin diperparah dengan banyaknya petani yang mengganti komoditas cabai dengan padi. Cabai termasuk komoditas yang tidak tahan air, sementara padi memiliki karakter sebaliknya. Peralihan tersebut terlihat dari luas areal panen padi selama tiga bulan terakhir, yang meningkat dua kali lipat dari biasanya.
Bagi masyarakat, cabai sudah menjadi kebutuhan pokok seperti halnya beras. Meski diimbau untuk beralih ke produk olahan, mereka tetap setia dengan cabai. Hanya saja volume konsumsinya mengalami penurunan.
"Kalau makan tanpa sambalnya rasanya hambar. Jadi saya tetap membeli cabai, tetapi porsinya berkurang. Kalau biasanya saya beli 2 ons per hari, sekarang paling tidak sampai 1 ons," kata Hartini, ibu rumah tangga di Kotagede Yogyakarta.(kompas)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda