DENPASAR - Miss Junporn Ampar, 29, seorang wanita asal Thailand yang nekat menyelundupkan sabu dengan cara menyimpan barang haram tersebut di dalam kemaluannya, mengaku membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya yang sedang sakit. Penghasilannya sebagai pramuria di tempat hiburan malam kini tidak bisa lagi diharapkan karena konsumennya mulai menurun.
“Akhir-akhir ini konsumen mulai menurun, pendapatannya hanya 1000 baht (Rp 300 ribu). Di saat yang bersamaan ia mendapat musibah ibunya saat ini sedang sakit keras, sakit kanker,” ujar I Made Wijaya, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Ngurah Rai, Bali, saat konferensi pers, Minggu (07/11/2010).
Salah seorang temannya kemudian menawarkan pekerjaan sebagai kurir narkoba. Tanpa pikir panjang, tersangka menerima pekerjaan tersebut. “Tentu dengan meyakinkan bahwa pekerjaan ini aman, karena modusnya disimpan di tempat sensitif (kemaluan),” imbuh Made Wijaya.
Tersangka dijanjikan akan memperoleh 20.000 baht lebih jika berhasil menyelesaikan pekerjaan ini. Sebelum berangkat tersangka sudah menerima 500 baht, dan sisanya akan dibayar sekembalinya ke Thailand. Namun apes bagi tersangka, alat detektor petugas lebih canggih dari yang mereka bayangkan.
“Awalnya kita menemukan indikasi kokain 3 persen di tas ransel tersangka. Meski tidak ada barangnya, ION SCAN kami mampu mendeteksi bekasnya sekalipun,” jelas Made Wijaya. Setelah diperiksa di ruang body search Bandara Ngurah Rai, petugas menemukan sebuah benda mencurigakan yang dibungkus di dalam kondom dan pembalut.
Setelah dikeluarkan di Rumah Sakit BIMC, benda tersebut berisi sabu seberat 208 gram bruto senilai Rp 416 Juta. Menurut pengakuan tersangka sabu tersebut akan dibeli seseorang di Bali yang belum diketahui identitasnya.(kompas)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda