PORT-AU-PRINCE - Menjadi pelacur di kampung sendiri. Itulah kenyataan yang terjadi pada banyak pengungsi perempuan di dua pertiga kamp pengungsi korban gempa bumi Haiti. Temuan dari Refugees International (RI) pun mengemuka ke media massa. "Para perempuan terpaksa menjual diri untuk mendapatkan makanan," begitu catatan Juru Bicara RI, Melanie Teff, kemarin.
Gempa bumi itu sudah sepuluh bulan berlalu. Insiden tersebut menewaskan paling sedikit 250.000 jiwa. Tak cuma itu, lebih dari sejuta warga Haiti kehilangan tempat tinggal.
Masih menurut Teff, bahkan tiap hari banyak kasus perkosaan beramai-ramai. "Perlindungan keamanan amat minim dan preman merajalela hingga suasana penampungan menjadi menakutkan," tuturnya.
Berangkat dari kejadian itu, Teff meminta Pemerintah Haiti memberikan perlindungan lebih besar kepada para pengungsi.
Sementara itu, mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, yang juga utusan khusus PBB untuk Haiti mengaku frustrasi dengan lambatnya penyaluran bantuan yang dijanjikan. Namun, Clinton mengisyaratkan bahwa Pemerintah AS segera mengirim apa yang ia sebut sebagai uang muka bantuan dalam jumlah besar.(kompas)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda