WKRnews - Penelitian tentang hukuman badan, tekanan dan kekerasan seksual di sekolah di berbagai penjuru dunia menunjukkan tindakan tersebut mempunyai dampak ekonomi dan sosial.
Laporan yang diterbitkan oleh LSM Plan International menunjukkan bahwa dampak tersebut tidak hanya dialami oleh anak-anak tetapi juga oleh ekonomi negara mereka.
Organisasi Plan International menyimpulkan bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan di sekolah kemungkinan besar nanti akan memperoleh penghasilan lebih kecil dan akan lebih sering memerlukan perawatan kesehatan serta pelayanan-pelayanan lainnya.
Selain itu, mereka juga diperkirakan akan memberikan sumbangan lebih sedikit bagi ekonomi negara dalam jangka panjang.
Plan International mengatakan kekerasan terjadi baik di negara berkembang maupun negara maju.
Wartawan BBC Brenda Marshall melaporkan bahwa aksi kekerasan mengorbankan masa depan anak-anak serta membuat mereka miskin.
Menurut Plan International, potensi kerugian sosial di 13 negara mencapai hampir US$60 miliar.
Laporan menyebutkan di Nepal 14% anak-anak tidak menamatkan sekolah memang karena takut dengan guru-guru mereka.
Di India, negara yang baru-baru ini melarang hukuman badan, tercatat 65% anak-anak melaporkan mereka mengalami pemukulan dan bahkan di beberapa negara bagian persentasenya lebih dari 90%.
Plan International mengatakan pendidikan dianggap sebagai jalur keluar dari kemiskinan dan amat penting bagi pembangunan ekonomi, tetapi pemberlakuan hukuman berat merupakan penyebab utama mengapa anak-anak putus sekolah dan tindakan itu akhirnya menyedot dana publik.
Organisasi itu lebih lanjut menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil tindakan dengan memberlakukan dan menerapkan peraturan guna melarang kekerasan dan melakukan investasi pelatihan guru.(bbc)
Home » Artikel » Hukuman Badan Berdampak Pada Ekonomi dan Sosial
Hukuman Badan Berdampak Pada Ekonomi dan Sosial
Selasa, 26 Oktober 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda