SLEMAN - Gunung Merapi -yang sudah dalam status awas sejak Senin 25 Oktober- bisa meletus kapan saja.
"Ada empat indikator yaitu aktifitas kegempaan, aktivitas visual yang bisa dilihat, dan aktivitas biokimia serta deformasi atau perubahan posisi dari gunung. Dari keempat indikator tersebut, tiga indikator selain pengamatan visual, Merapi berada di fase siap meletus," kata Dwi Lastomo, sukarelawan analisa tehnis di Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian, Yogyakarta.
Berdasarkan pengamatan visual hingga Selasa (26/10) sekitar pukul 12.30 WIB, yang terlihat baru sebatas kubah-kubah yang gugur, yaitu bebatuan yang roboh dari puncak Merapi
"Untuk lava pijar dan awan panas belum bisa ditemui. Jadi sekarang itu baru tanda-tanda mau meletus," kata Dwi Lastomo kepada BBC Indonesia.
Bagaimanapun aktivitas Gunung Merapi terus meningkat dibandingkan beberapa hari sebelumnya.
"Terutama kegempaan, itu gempa multifase yang timbul di dekat mulut Gunung Merapi. Itu sudah sangat meningkat menjadi 624 pada tanggal 25 padahal sebelumnya 588," tutur Dwi Lastomo.
Gunung Merapi -dengan ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut- terakhir kali meletus pada tahun 2006.
Sebelumnya gunung ini meletus pada tahun 1994 yang menewaskan 60 orang sementara korban terbesar tercatat dalam letusan tahun 1930 dengan 1.300 korban jiwa.
Saat ini peringatan sudah disampaikan kepada sekitar 11.400 warga yang berada di sebelah selatan kawasan Gunung Merapi untuk siap melakukan pengungsian.
Ratusan warga sudah mengungsi dari rumahnya di tempat penampungan yang disiapkan di kantor-kantor pemerintah maupun lapangan yang terletak sekitar 10 kilometer dari kaki gunung.(bbc)
Home » News Update » Gunung Merapi Sewaktu-waktu Bisa Meletus
Gunung Merapi Sewaktu-waktu Bisa Meletus
Selasa, 26 Oktober 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda