BANYUWANGI - Rekam jejak Komjen Pol Imam Sudjarwo sebagai Kapolres Banyuwangi dan Komandan Brimob membuat warga Nahdlatul Ulama (NU) di Banyuwangi trauma.
Ulama NU asal Banyuwangi KH Noer M Iskandar SQ mengakui, hingga detik ini warga Nahdliyin di Banyuwangi masih trauma terhadap kasus pembunuhan dukun santet.
Pasalnya, saat Imam Sudjarwo menjadi Kapolres di wilayah itu, banyak tokoh lokal NU dan warga Nahdliyin yang menjadi korban pembunuhan.
"Harus diakui masih ada trauma di benak warga terhadap peristiwa ini, kebetulan saja Kapolresnya waktu itu Pak Imam," ujar Kiai Noer seperti dilansir INILAH.COM, Jumat (24/9) malam.
Menurut Kiai Noer, latar belakang sosok calon Kapolri memang memperngaruhi persepsi publik. Meski demikian, seiring berjalannya waktu persepsi itu bisa berubah.
"Itu persepsi publik, bisa berubah tergantung individunya," ucap Kiai Noer.
Sebagaimana diketahui, pada kurun waktu 1997-1999 di Banyuwangi terjadi aksi pembunuhan berantai terhadap ratusan orang yang dituduh dukun santet. Ketika itu, Imam Sudjarwo adalah Kapolres Banyuwangi.
Tak kurang 116 nyawa melayang saat itu, 80 diantaranya adalah warga NU. Kebanyakan warga NU yang tewas adalah para ulama dan kiai kampung yang hendak menunaikan salat tahajud di malam hari. [mah/inilah]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda