JAKARTA - Insiden pelecehan terhadap anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) wilayah DKI Jakarta saat masa orientasi, adalah kelalaian pengawasan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Yang kita sayangkan tidak cukup kontrol dari Pemprov," ujar Jusuf Ginting, orang tua salah satu anggota Paskibra Putra DKI Jakarta inisial L (16), di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (31/8).
Anak Jusuf juga menjadi korban pelecehan oleh seniornya yang di Paskibra saat masa orientasi di Cibubur, Jakarta Timur, (3-6/8) lalu. "Yang punya proyek Pemprov tapi diproyekkan lagi ke PPI (Purna Paskibra Indonesia) DKI Jakarta, yang kita sayangkan kurang pengawasan dari Pemprov," tuturnya.
Anaknya yang berinisial L, mengaku dilecehkan oleh senior Paskibranya yang berada di luar kepanitiaan orientasi. L diperintah oleh seniornya untuk melakukan push-up dengan kondisi telanjang bulat, saat sedang mandi dan penuh busa sabun di badannya.
"Push up-nya dilakukan bertumpuk 3-4 orang, ini yang kami tidak merasa sejahtera, bertentangan dengan nilai iman dan keagamaan," kecamnya.
Sebagaimana diketahui, korban pelecehan anggota paskibra DKI Jakarta oleh senior paskibranya, tidak hanya dialami oleh sebanyak 15 anggota paskibra putri DKI Jakarta, tapi juga dialami oleh 15 anggota Paskibra putra DKI Jakarta. [ikl/inilah]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda