MAGETAN - Sisa biji jarak pagar milik Mbah Lanjar (50 th) sudah tinggal separuh plastik kresek kecil. Biji jarak tersimpan rapi tepat di samping kompornya yang digunakan setiap kali memasak.
Semenjak mendapat kompor dengan bahan bakar biji jarak, mbah Lanjar selalu memanfaatkan kompor tersebut dengan baik. Baginya, kompor itu sangat ekonomis, praktis.
"Dan yang paling penting lebih aman mas," kata Mbah lanjar yang ditemui di rumahnya, Desa Trosono Kecamatan Parang Magetan, Rabu (25/08/2010).
Apalagi, biji jarak yang menjadi bahan bakar kompor didapatnya tanpa harus membeli. Cukup memetiknya di kebun miliknya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. "Saya memang nanam jarak pagar, walaupun hanya sedikit," ucapnya.
Bagi nenek yang tinggal di RT 6 RW 3 Dukuh Trosono ini, tidak ada kesulitan untuk mengoperasikan kompor hadiah dari Desa setempat itu.
"Caranya sama dengan kompor biasa, modelnya juga sama, cuman bedanya bahan bakarnya saja," tuturnya.
Cukup memasukkan belasan biji jarak yang sudah kering ke dalam sebuah lingkaran yang tersedia. "Kemudian dikasih kapas dan spiritus di dalamnya, lalu dibakar, sudah," kata dia sembari menyumut kompor warna silver tersebut.
Menurutnya, kapas dan bahan bakar spiritus itu dibutuhkan untuk mempercepat pembakaran. "Pake minyak tanah juga bisa," tambahnya. Akan tetapi, paparnya, kalau memakai minyak tanah nyala api tidak bisa biru. "Makanya saya sering pakai spiritus, alat masak juga tidak hitam," paparnya lagi.
Namun sayang, di Dukuh Tersebut, hanya ada satu kompor khusus biji jarak, yaitu milik Mbah Lanjar. Kondisi ini menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah setempat, khususnya Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun).
"Memang kompor ini sangat bagus, selain hemat juga aman, ke depan kita akan kembangkan, sehingga ini menjadi solusi yang cukup baik bagi masyarakat," jelas Kepala Dishutbun Magetan, Tirsan Yusuf.
Perhatian dan campur tangan pemerintah sangat ditunggu masyarakat Desa Trosono, yang kebanyakan menanam jarak pagar. "Rata-rata di desa sini menanam biji jarak, karena memang ada perintah dari pemerintah kabutan magetan," kata Jimun, warga desa setempat.
Menurut pria yang akrab dipanggil pak guru ini, pada tahun 2008 silam warga desa mendapat bantuan pohon jarak pagar dan pupuk dari pemerintah daearah Magetan. "Mungkin biar lebih bagus lagi ada pembinaan tentang pemanfaatan biji jarak, sehingga masyarakat lebih bergairah lagi, tidak malas-malasan," harapnya.[rmz/ted/beritajatim]
Home » Lokal Madiun » Warga Magetan Lebih Senang Pakai Bahan Bakar Biji Jarak
Warga Magetan Lebih Senang Pakai Bahan Bakar Biji Jarak
Rabu, 25 Agustus 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda