MALANG - Tekad Indra Azwan (50), bapak dari Rifki Andika (12), korban tewas tabrak lari oleh oknum polisi bernama Iptu Joko Sumantri, betul-betul bulat. Sejak 9 Juli 2010, ia berangkat jalan kaki menuju Istana Kepresidenan di Jakarta untuk menemui secara langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk meminta keadilan.
Sekedar diketahui, Rifki adalah anak pasangan Indra Azwan (50) dan Betty Bernatiyani (43) yang tinggal di Jl Letjen Sutoyo, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing Kota Malang, yang tewas akibat ditabrak lari oleh mobil merk Honda Accord dengan Nopol L 512 BN, yang saat itu dinaiki oleh Joko Sumantri.
Rifki ditabrak di Jl S Parman Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang pada 8 Februari 1998 lalu. Namun, hingga kini, kasus tersebut tak ada kejelasannya. "Suami saya sudah mati-matian memperjuangkan agar mendapat keadilan. Supaya yang membunuh anak saya itu juga dihukum seberat-beratnya," kata Betty saat ditemui beritajatim.com, Jumat (29/7).
Dari cerita Betty, pelaku saat itu menjabat sebagai Kasibak Ramarda di Polwil Malang. Pada 5 Februari 2008, kasus yang menimpa anak kesayangannya itu, sudah disidangkan di Mahmilti Madian. "Saat itu, hakim bernama Kel AR Tampubulo memutuskan pelaku dibebaskan. Karena kasusnya sudah kadaluarsa. Apa tak kurang ajar hakimnya itu," katanya dengan nada kesal.
Selain usaha itu, kata Betty, dirinya bersama suaminya sudah sebanyak 3 kali mengirimkan surat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Surat tersebut diantarkan langsung ke istana presiden di Jakarta. "Namun, sampai hari ini tak ada respon apa-apa," katanya.
Karena berbagai usahanya sudah dianggap gagal, Indara nekat akan mendatangi dan bertemu langsung dengan presidan SBY di Jakarta dengan cara berjalan kaki dari Malang menuju Jakarta. Indra berangkat jalan kaki pada 9 Juli 2010.
"Dia Cuma bawa baju seadanya dan uang juga seadanya. Dan di dadanya ada spanduk yang bertuliskan mencari keadilan," katanya.
Tujuan jalan kaki ke Jakarta bertemu Presiden itu jelas Betty hanya untuk memperoleh keadilan semata. "Agar hukum di Indonesia ditegakkan. Orang kecil tidak dipermainkan. Hukum itu tidak melihat siapa saja. Di depan hukum manusia sama," tegasnya perempuan pemilik warung kopi dan sembari menjual koran itu.
Betty berharap, semoga suaminya yang memperjuangkan anaknya itu selamat di perjalanan dan bisa bertemu secara langsung dengan Presiden SBY. "Saya yakin, SBY akan menemui. Karena saya yakin SBY akan punya hati nurani. Dan akan berpikir bagaimana rasanya kalau anaknya ditabrak lari oleh orang yang tak bertanggungjawab," katanya.
Sampai kapanpun kata Betty, hukum itu tak pernah kadaluarsa. "Keadilan milik semua rakyat. Polisi sebagai pelindung masyarakat harus memberi contoh kepada rakyat untuk taat kepada aturan hukm yang berlaku," tambahnya. [beritajatim.com/bar/inilah.com]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda