JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Nursuhud yakin aksi pembubaran paksa dengan kekerasan yang dilakukan oleh ormas Front Pembela Islam (FPI) saat acara kegiatan sosialisasi kesehatan gratis yang merupakan agenda kunjungan kerja komisi IX di Banyuwangi, 24 Juni lalu dibekingi oleh pihak tertentu.
"Saya yakin pada itu. Orang-orang yang membubarkan kegiatan itu pasti ada beking," ujarnya sesaat setelah menjalani pemeriksaan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/7/2010).
Pasalnya, dari informasi yang didapatnya dari Chaerul Abbas, anggota DPC PDIP Banyuwangi, oknum massa yang melakukan aksi unjuk rasa dan pembubaran paksa acara itu mengaku mengetahui akan adanya acara Komisi IX itu dari Dandim dan Kapolres setempat.
Adalah Kyai Hanan, yang menurut Chaerul saat bercerita kepada Nursuhud dan beberapa anggota partai lainnya di kantor DPC PDIP Banyuwangi, mengaku dirinya mendapat informasi akan adanya acara itu dari pihak Dandim dan Kapolres setempat.
"Dia (Kyai Hanan) mengatakan bahwa dia mendapatkan informasi pertemuan itu dari Dandim dan Polres. Artinya intelijen Polres dan Dandim sudah tahu pertama kali tentang adanya kegiatan dan pastinya ada kelompok yang akan membubarkan. Saya yakin benar kesaksian dari saksi ini (Chaerul) ketika pak Hanan bilang bahwa saya (Hanan) mendapat informasi dari Dandim dan Polres," katanya.
Keyakinan bahwa intel Dandim mengetahui adanya acara itu dan adanya rencana aksi pembubaran. Nursuhud menambahkan terlihat dari banyaknya anggota Kodim yang terlihat di ruangan depan lokasi acara tersebut saat itu.
Kyai Hanan, menurut Nursuhud dari keterangan Chaerul juga mengaku dirinya berada dan bergabung dalam keompok massa yang berunjuk rasa dan membubarkan acara itu.
"Dia (Hanan) menyebut sebagai ketua. Dia ikut di dalam situ, ikut teriak-teriak. Saya menyitir ini dari pernyataan dari yang dilihat oleh kawan-kawan kami yang berada di ruang depan. Saya sendiri berada di ruang dalam bersama Rieke dan (Ribka) Tjiptaning. Dan di depan ada aktivis HMI dan macam-macam. Ini aneh menurut saya. Dan kami menduga FPI tidak berani bertindak tanpa beking," ucapnya.
Nursuhud yang dalam pemeriksaan itu dicecar dengan empat pertanyaan mengaku akan menghadirkan langsung para saksi yang disebutnya itu sebagai bukti.
"Langkah selanjutnya, kami akan melihat bagaimana kesimpulan dari Bareskrim. Bagaimana apakah data kami dipakai sebagai fakta hukum? Apakah data kami dianggap tidak penting dan tidak digunakan?" tutupnya sembari menegaskan jika acara mereka hari itu telah mendapatkan izin. (*)
(tribunnews)
Home » Daerah » Ada Beking Dibalik Aksi FPI di Banyuwangi
Ada Beking Dibalik Aksi FPI di Banyuwangi
Senin, 26 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda