KUALALUMPUR - Indonesia kalah 3-0 pada leg pertama final Piala AFF 2010 atas Malaysia. Gangguan sinar laser pun jadi isu panas, pantaskah menjadikannya sebagai alasan?
Dua gol Mohd Safee Mohd Sali dan satu dari Mohamad Ashari menipiskan peluang tim Garuda jadi kampiun turnamen yang berlangsung sejak 1996 ini.
Malaysia menepati janjinya tentang gangguan sinar laser. Hal tersebut tertangkap jelas oleh kamera. Kiper tim nasional Indonesia Markus Horison jadi pemain yang paling sering terintimidasi. Tak tahan, kiper berkepala plontos ini melakukan protes pada menit 54 dan wasit menghentikan pertandingan. Belum cukup, ada pula pelemparan petasan ke tengah lapangan.
Setelah insiden tersebut, semuanya berubah. Konsentrasi Firman Utina cs menurun, pergerakan pemain saat pressing berantakan, organisasi antar lini hancur. Kecuali itu, para punggawa Merah Putih di lapangan hijau kebingungan saat memegang bola.
Jeda sejenak memang berpengaruh pada pemain Indonesia. Terlepas dari tindakan tak terpuji fans Malaysia tersebut, inilah konsekuensi main di kandang lawan. Agaknya para pemain Indonesia kaget dengan atmosfer Stadion Bukit Jalil.
Tak bisa dipungkiri pula, para pemain pimpinan K. Rajagopal tampil taktis, penuh percaya diri, tanpa beban, main lepas. Semua faktor ini membuat alur bola mereka tak terhambat, mulai dari lini belakang hingga depan. Bahkan, satu pemain mereka bisa beberapa kali melewati tiga kawalan. Safee dan Norshahrul Idlan Talaha bermain cemerlang, jadi aktor dibalik kemenangan Malaysia malam ini. Lengkap sudah, karena lini belakang Indonesia kerap blunder.
Sekali lagi, pantaskah menyebut laser sebagai penyebab utama? Bagaimana menurut Anda?(inilah)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda