Home » » Masih Banyak Penduduk Miskin dan Rawan Pangan

Masih Banyak Penduduk Miskin dan Rawan Pangan

Jumat, 02 Juli 2010

PALEMBANG - Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementerian Pertanian, Tjuk Eko Hari Basuki, di Palembang, Kamis, mengungkapkan, masih banyak penduduk miskin dan rawan pangan di negara ini.

Menurut dia, kualitas konsumsi pangan pada masyarakat belum beragam dan bergizi seimbang serta distribusi pangan juga belum tersebar merata. Namun dia menyatakan, secara nasional persoalan pangan sudah membaik, bahkan ketersediaan lebih dari cukup.

Dia mengungkapkan, permasalahan timbul di tingkat masyarakat kecil atau miskin yang konsumsi kalorinya hanya 1.700 kalori per hari.

"Jumlah tersebut jauh dari kebutuhan semestinya, yakni 3.000 kalori per hari," ujar dia pula.

Tidak hanya itu, lanjut dia, masih banyak persoalan di bidang ketahanan pangan yang semestinya diprioritaskan karena juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Ia menyebutkan, permasalahan pembangunan pertanian, antara lain diakibatkan oleh kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global. Penyebab lainnya adalah rendahnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air, serta kepemilikan lahan sempit dengan sekitar 9,55 juta kepala keluarga hanya memiliki 0,5 ha lahan.

Faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan pertanian, seperti lemahnya sistem pembenihan dan pembibitan nasional dan keterbatasan akses petani terhadap pembiayaan.

H Amiruddin Inoed, Ketua DPP HKTI Sumsel, merasa prihatin dengan perkembangan pangan mendatang, bila tidak ditangani secara serius oleh pemerintah. Menurut dia, kantong-kantong kemiskinan masih ada di Sumsel, padahal daerah tersebut terkenal dengan sebutan lumbung pangan.

Ia menyebutkan, secara nasional 60 juta petani yang tersebar di Indonesia, sebanyak 14 juta kepala keluarga di antaranya hanya memiliki lahan 0,5 ha. Namun dia tidak menyebutkan secara rinci besaran petani di Sumsel yang hanya memiliki luas lahan 0,5 ha.

Inoed yang juga Bupati Kabupaten Banyuasin ini juga mengharapkan, agar di tingkat pusat tercipta "political will" atau kemauan politik untuk mengembangkan pertanian.

Menurut dia, perlu ada perlindungan harga hasil pertanian, agar para petani tidak lagi diresahkan dengan nilai jual hasil pertanian yang tidak dapat diprediksi.(*)

(T.B014/R009/antaranews)



Berita Terkait



0 komentar:

Tuliskan Komentar Anda

 
 

Photo Kegiatan

Demo di Kejaksaan Madiun Kota
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9
Tim Pendakian Gunung WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6 Photo 7 Photo 8 Photo 9 Photo 10 Photo 11 Photo 12
Launching WKR
Photo 1 Photo 2 Photo 3 Photo 4 Photo 5 Photo 6

Gallery


 

Komentar Pembaca

Kategori

Artikel (38) Daerah (310) Ekonomi (139) Gaya Hidup (69) Hukum dan Kriminal (388) Info Hukum (42) Internasional (336) Jagat Jungkir Balik (97) Kesehatan (112) Korupsi News (132) Lokal Madiun (190) News Update (617) Olah Raga (177) Otomotif (38) Pendidikan (79) Politik (171) Selebriti (332) Serba-Serbi (208) Techno (183) Tips (36)

Followers

Disclaimer

wakoranews.blogspot.com tidak mempunyai file hosting pada server ini. Semua isi hosting ada pada situs web pihak ketiga. wakoranews.blogspot.com tidak bertanggung jawab untuk seluruh materi web pihak ketiga baik berupa gambar atau teks dan tidak memiliki keterlibatan di download / upload, kami hanya posting materi yang tersedia di internet dan juga kami tidak merubah sumber yang menerbitkannya. Apabila ada yang keberatan, kami akan menghapus posting yang menjadi claim.

=================================================

PERHATIAN : Semua gambar yang diposting di www.wakoranews.co.ccc hanyalah ILUSTRASI apabila ada yang keberatan kami akan menghapusnya. Terima kasih