LONDON - Ekspedisi Titanik baru akan dilakukan bulan depan. Ekspedisi itu akan membuat peta 3D yang secara virtual mengangkat Titanik ke publik.
Ekspedisi ke kedalaman 40km Utara samudera Atlantik ini dianggap sebagai misi ilmiah paling mutakhir sejak penemuan bangkai Titanic 25 tahun yang lalu.
Ekspedisi 20 hari ini memiliki hak eksklusif untuk menyelamatkan bangkai kapal dan tidak akan mengambil artefak yang ada melainkan mengawasi daerah reruntuhan 2x3 mil (2,8x4,8 km) di mana ratusan artefak tersebar.
Titanic dihantam es dan tenggelam pada pelayaran pertamanya di lautan internasional pada 15 April 1912 dan menyebabkan 1.522 orang tewas.
RMS Titanik mengadakan ekspedisi terakhir pada 2004 di mana perusahaan ini telah mempertontonkan gambar artefak Titanik kepada 10 juta orang.
“Kami yakin masih banyak misteri menarik yang bisa ditemukan dari situs bangkai kapal itu, pendapat kami bahwa sebagian besar situs bangkai ini tidak pernah benar-benar diteliti” kata Chros Davino, presiden dan CEO Premier Exhibition and RMS Titanic.
RMS Titanic mendanai ekspedisi ini dan Davino menolak menyatakan biaya eksplorasi selain menjawab akan membutuhkan jutaan dolar.
“Kami melihat tempat di mana tampak dek atas kapal yang mulai menipis. Temboknya menipis dan langit-langitnya dapat runtuh sewaktu-waktu, kami juga mendengar anekdot mengenai berkaratnya kapal ini dan jatuh dengan sendirinya, tapi siapa yang tahu” katanya.
Ekspedisi ini akan menggunakan teknologi gambar dan perangkat sonar yang pernah digunakan sebelumnya pada bangkai Titanik dan memantau lahan sedimen berusia setengah abad untuk mencari artefak kapal.
“Kami sebenarnya memperlakukan situs ini seperti tempat kejadian pertama dan kami ingin tahu apa yang ada di lahan runtuhan itu” kata Gallo.
Ekspedisi ini berdasarkan pada RV Jean Charcot, peneliti bangkai bersama 20 kru lainnya, 3 sonar terbaru, teknologi akustik dan film juga akan menjadi bagian ekspedisi ini.
“Sebelumnya kita belum pernah memakai teknologi dan sains untuk menemukan banyak hal dari ekspedisi Titanik ini,” kata P.H. Nargeolot, ketua ekspedisi ini dan telah melakukan 30 kali penelitian bangkai.
“Kita akan melihat apa yang belum pernah kita lihat, teknologi ini telah berevolusi dalam 25 tahun ini,” kata Bill Lange, ilmuwan Woods Hole yang memimpin survei optik pertama pada bangkai ini.
“Saya yakin akan ada masa depan bagi ekspedisi ini karena hal ini merupakan awal dari era baru ekspedisi semacam ini, ekspedisi pemetaan arkeologi,” kata Gallo.
Perusahaan ini memiliki kepemilikan terbatas atas artefak Titanik dengan kompensasi yang sesuai dengan usahanya. Jaksa Distrik AS Rebecca Beach Smith menyatakan bangkai kapal ini sebagai “harta internasional”.[ito/inilah.com]
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda