DENPASAR - Hasil Survey Yayasan lembaga Perlindungan konsumen Indonesia menunjukan, sekitar 80 persen pengguna tabung gas 3 kilogram di Bali memilih untuk kembali ke minyak tanah.
Sebagian besar pengguna tabung gas elpiji 3 kilogram tersebut adalah keluarga miskin penerima program konversi minyak tanah ke tabung gas. Dimana tabung gas yang diterima di jual dan beralih kembali ke kompor minyak tanah atau menggunakan kayu bakar.
Ketua Yayasan lembaga Perlindungan konsumen Indonesia Wilayah Bali Putu Armaya menyampaikan sebagian besar pengguna tabung gas berhenti menggunakan 3 kilogram dengan alasan trauma dengan banyaknya kasus ledakan gas. Selain itu masyarakat mengakui tidak tahu perbedaan antara tabung gas palsu dan asli.
Putu Armaya berharap Pertamina harus melakukan penarikan terhadap tabung gas 3 kilogram dan melakukan pergantian secara bertahap sebagai bentuk kompensasi kepada masyarakat. "Menurut saya ini harus dievaluasi dan ditarik ulang. Ini pemerintah harus berterus terang," tegas Putu Armaya.
Ia mengungkapkan, kondisi yang lebih memprihatinkan adalah temuan lapangan, di mana masyarakat menjual tabung gas dan kompor yang diterima. Jika pertamina tidak melakukan pergantian tabung gas maka masyarakat yang menjadi korban ledakan tabung gas dapat mengajukan gugatan hukum berupa class action, karena pertamina telah melanggar Undang-Undang perlindungan konsumen. [*/mut/inilah.com]
Home » Ekonomi » Survei: 80% Komsumen Gas 3 Kg di Bali Kembali ke Minyak
Survei: 80% Komsumen Gas 3 Kg di Bali Kembali ke Minyak
Senin, 28 Juni 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda