LIMASnews - Ada catatan menarik di balik penerapan bahaya merokok pada bungkus rokok di Rusia. Sebagaimana warta Reuters pada Minggu (27/6/2010), Negeri Beruang Merah sejatinya sudah begitu ketagihan tembakau.
Waktu masih bernama Uni Soviet, terlebih pada 1990, negara ini pernah mengalami krisis rokok dalam negeri. Karuan saja, di masa pemerintahan Presiden Mikhail Gorbachev muncul unjuk rasa meminta agar rokok kembali tersedia cukup. Selain Moskwa, ada dua kota lagi yang warganya harus turun ke jalan menuntut pasokan rokok memadai.
Ironisnya, Presiden Gorbachev ikut ambil bagian agar negerinya itu tak dilanda paceklik rokok. Gorbachev bahkan sempat menyerukan agar dunia internasional mengapalkan sebanyak mungkin rokok ke Uni Soviet.
Nah, di sinilah celah betul-betul dimanfaatkan oleh jiran Uni Soviet, kala itu hingga kini. Data Asosiasi Pabrik Rokok Rusia menunjukkan, sejak 2009, Rusia memproduksi 409 juta batang rokok. Jika dirata-rata, angkanya mencapai 2.900 batang per kapita.
Cuma ya itu, rokok sebanyak itu ternyata bermerek negeri tetangga, mulai dari Jepang hingga Uwak Sam (US). Berturut-turut, produsen rokok asing yang mengangkangi industri rokok Rusia adalah Japan Tobacco Inc, Philip Morris International, dan British American Tobacco PLC.
Karuan saja, kenyataan ini membuat harian Partai Komunis Komsomolskaya Pravda uring-uringan. "Produsen rokok Rusia malah tak satu pun tumbuh," begitu kata Gennady Onishchenko, Kepala Perlindungan Konsumen Rusia.
(kompas.com)
Home » Kesehatan » Rusia, Menjadi Korban Rokok Jiran
Rusia, Menjadi Korban Rokok Jiran
Senin, 28 Juni 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda