Jakarta - Pemerintah hingga kini masih terus mengevaluasi penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi terhadap seluruh pemakaian jenis kendaraan. Tak hanya motor, tetapi hal itu juga berlaku hingga mobil mewah. Namun, prioritas pengurangan pemakaian BBM bersubsidi ditujukan terhadap para pemakaian kendaraan mewah.
Jika dari hasil evaluasi pemakaian kendaraan tersebut tidak melebihi dari 36,5 juta kiloliter BBM bersubsidi, maka pemerintah tidak akan mengurangi pemakaian BBM bersubsidi.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo saat ditanya pers seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (1/6/2010) sore.
"Itu pasti salah tangkap. Tidak ada motor yang BBM bersubsidinya akan dikurangi. Semua jenis kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi akan kita eveluasi. Motor memang termasuk aliran yang menggunakan BBM bersubsidi. Akan tetapi, keliru jika ada mobil mewah yang masih menggunakan BBM bersubsidi. Itulah yang masih dikaji dan belum ada keputusan," ungkap Evita.
Menurut Evita, tahun ini pemerintah hanya menyediakan 36,5 juta kiloliter BBM bersubsidi. "Jika jatah BBM bersubsidi itu habis, maka pemerintah tentu akan mengurangi penggunaan. Akan tetapi, jika tidak terkurangi, sementara kita biarkan saja. Namun, ini kan masih dievaluasi," tambahnya.
Evita menyatakan, penggunaan BBM bersubsidi itu sebenarnya hanya dilakukan untuk masyarakat tidak mampu. "Kalau memang memungkinkan, hasil dari evaluasi tersebut, pengurangan BBM bersubsidi akan diterapkan tahun ini juga," tandas Evita.
(kompas.com)
Home » Ekonomi » Kebijakan Pembatasan BBM Bukan untuk Motor
Kebijakan Pembatasan BBM Bukan untuk Motor
Selasa, 01 Juni 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda