BALIKPAPAN - Pemerintah jangan lagi mengirim tenaga kerja untuk dijadikan pembantu rumah tangga ke mancanegara. Pengiriman selanjutnya berarti menjerumuskan warga negara ke dalam perbudakan modern.
Demikian diutarakan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat saat membuka Rapat Koordinasi Regional BNP2TKI Wilayah Timur 2010 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, tadi malam (Senin, 28/6/2010).
Keberadaan pembantu rumah tangga di mancanegara sulit dipantau sebab pembantu tinggal 24 jam dalam keluarga majikan. Pemerintah kerap gagal memberikan perlindungan kepada pembantu yang mendapat kekerasan dari majikan. ''Aturan tidak sampai ke sana,'' kata Jumhur.
Karena tinggal di rumah majikan, hubungan kerja antara pembantu dan majikan menjadi subjektif. Pembantu rentan terkena kekerasan fisik dan batin dari keluarga majikan. Tidak jarang pembantu tidak dibayar meskipun bekerja terus-menerus. ''Itu perbudakan modern,'' kata Jumhur.
Apabila masih mengirim tenaga kerja sebagai pembantu, lanjut Jumhur, pemerintah harus mengubah pola penempatannya. Pembantu jangan lagi tinggal di rumah majikan tetapi di asrama TKI terdekat. Waktu kerja bisa dibatasi misalnya 8 jam sehingga tercipta hubungan kerja profesional.
(kompas.com)
Home » News Update » Jangan Lagi Kirimi Mancanegara Pembantu
Jangan Lagi Kirimi Mancanegara Pembantu
Selasa, 29 Juni 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda