MADIUN - Sedikitnya 100 guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap di sekolah swasta dari Kota Madiun hari ini bakal ngluruk Jakarta. Mereka akan bertolak ke ibukota menumpang KA Brantas sekitar pukul 14.00 WIB. ''Awalnya, kami hanya ingin mengirim 20 perwakilan. Ternyata ternyata banyak GTT yang ingin ke sana, akhirnya tembus 100 orang,'' ujar Heru Sulistyo, Ketua Persatuan Guru dan Pegawai Sekolah Swasta (PGPS), kemarin (5/4).
Dalam rombongan tersebut, perwakilan GTT/PTT kota bakal bergabung dengan ratusan peserta dari Nganjuk, Pasuruan, dan Malang. Sedangkan peserta aksi dari Jawa Timur mencapai sekitar 3.000 orang. Totalnya, ada sekitar 10.000 GTT/PTT yang akan melakukan aksi damai di depan kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Juga, aksi di DPR RI pada 7 April atau Rabu besok.
Aksi damai itu dilakukan dengan doa bersama atau istighotsah akbar. Para pendidik dan karyawan di sekolah swasta menyerukan dua tututan. Yakni, ingin statusnya diakui dan ada peningkatan kesejahteraan. ''Selama ini guru dan pegawai sekolah swasta diperlakukan berbeda. Salah satunya dari gaji, hingga kini masih ada GTT swasta yang hanya memperolah gaji Rp 100 ribu perbulan,'' tuturnya.
Gejolak ketidakpuasan GTT dan PTT sekolah swasta, kata Heru, sudah berlangsung lama. Terpatnya sekitar tahun 2000, saat guru bantu diangkat sebagai pegawai negeri. Heru menuturkan, pihaknya telah mengajukan upaya peningkatan kesejahteraan ke pemkot. Permintaan itu dikabulkan, dan bantuan yang diterima Rp 50 ribu perbulan untuk uang transport. ''Bantuan itu masih terasa kurang, kami ingin kesejahteraan GTT dan PTT lebih diperhatikan,'' terangnya.
Heru mengatakan, jumlah GTT kota saat ini mencapai 611 orang. Sedangkan PTT sebanyak 200 orang. Para anggota PGPS sepakat mengumpulkan iuran Rp 50 ribu perorang untuk membiayai rekannya ke Jakarta. ''Sumbangan itu sukarela, yang terkumpul digunakan biaya transport, konsumsi dan kesehatan,'' terangnya.
Menurut Heru, pengiriman perwakilan ke Jakarta sudah dibahas melalui presidium guru dan pagawai sekolah swasta di Solo 14 Mret lalu. Peserta pertemuan itu sepakat akan memperjuangkan nasib GTT dan PTT sebagai sesama pendidik anak bangsa. ''Pendidik dari sekolah negeri maupun swasta sama-sama mencerdaskan anak bangsa. Seharusnya perlakuannya juga sama. Rencananya jika tuntutan kami tidak digubris, maka kami akan menggelar tenda di dua lokasi itu,'' terangnya. (aan/irw/rdm)
Home » Lokal Madiun » Tuntut Kesejahteraan, Geruduk Jakarta
Tuntut Kesejahteraan, Geruduk Jakarta
Selasa, 06 April 2010Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Tuliskan Komentar Anda